Chrome Pointer

Friday, April 25, 2014

Merindukanmu

Aku ingin katakan padamu
Langit masih seperti dulu
Disana ada bulan mengintip dibalik mendung
Dia tersenyum, tahukah kamu?

Aku ingin bercerita padamu
Debur ombak masih mengharu biru
Karena dialah yang menjadi saksi
Bersama purnama di tepian itu, ingatkah kamu?

Aku ingin mendekapmu
Bersama sepi bersama sunyi
Seolah riak kecil menghempas pantai
Adalah jeritan hati, sadarkah kamu?

Aku ingin katakan padamu
Bahwa aku Merindukanmu

Untuk Kekasihku

Mungkin tak kan pernah ada
Cinta yang tercipta seindah cintamu
Kau tak pernah mengeluh
Walau badai tak henti menerjang

Dan mungkin tak kan pernah ada
Rasa yang tercipta melebihi rasamu
Kau tak pernah letih menggenggam cintaku
Walau diri rapuh dan lemah

Kau teramat indah sayang
Kau lebih dari kejora yang bersinar
Berhiaskan kesetiaan
Dan bercahaya kelembutan

Kaulah nafasku
Surga di sepanjang hidupku
Kan kulabuhkan hati ini
Di dermaga hati tempat cinta kita bersemi
Selamanya ..

Selembar Puisiku

Tinta hitam tergeret dalam secarik kertas
Tertulis seuntai kata indah
Kata yang penuh makna
Terisi ungkapan dan perasaan

Selembar puisiku
Mengungkap tentang goresan
Selembar puisiku
Tentang tawa dan kesedihan

Bersama sahabat penaku
Aku tuliskan semuanya
Dalam untaian aksara
Di selembar puisiku

Rintik Hujan

Rintik hujan, akankah kau dengar ceritaku sore ini
Aku termenung di sudut dingin yang kau cipta
Di tepi jendela ku memandangmu
Membuat hatiku sedikit tentram
Paling tidak, saat ini kau yang menemaniku bercengkrama

Sebuah dongeng panjang ingin kuceritakan padamu
Tentang cinta dan goresan hati ini
Sudikah kau jika kubagi kesedihanku ini?

Rintik hujan ..
Sayup-sayup mulai menghilang suaramu
Akankah kau juga turut pergi meninggalkanku?

Nyanyian Senja

Saat matahari mulai meredup
Meredamkan alunan cerita
Bait-bait yang tertulis ceria
Mungkinkah esok kan terulang kembali?

Berjalan melawan arus hidup
Menyebrangi puing-puing kisah
Takdir yang akan kuhadapi
Mampukah aku melaluinya?

Saat mata terpejam melewati serpihan senja
Yang hadir membawa lembayung angin
Matahari yang telah beranjak pergi
Membawa kesedihanku hari ini

Lantas ..
Mampukah aku seperti mentari itu?
Pergi tanpa beban
Menyinari bagian lain
Dan kembali untuk membawa cerita esok

Entahlah ..
Aku tak kan tahu sebelum hari itu kulalui
Senja yang datang sore ini terlihat sama
Selalu sama setiap hari

Namun hatiku tak demikian
Hampa kurasa
Sama seperti langit kelabu itu

Kecewa

Malam ini duka
Rembulan mengasingkan diri dari tatapan malam
Seolah jemu dipeluknya

Kecewa ..
Cahyanya yang kala itu purnama
Dibalas dengan lolongan serigala

Inilah Rinduku

Inilah rinduku
Pada kelopak tulip musim semi
Berkelana tak tentu arah
Diantara ilalang dan rumput liar

Pada angin senja kutitipkan salam
Agar rindu tak hilang makna
Gemulai indah senyummu
Di cangkir ingatan sang tuan

Waktu meluruh di detik yang berdetak
Entah berapa musim kan kusemai
Meski kemarau menghadirkan resah
Tapi rintik hujan kan selalu membawa harapan